Rabu, 26 Oktober 2011

Plasmodium vivax


Plasmodium vivax



 








Nama Kelompok :


Dema Claravita              A 101 14 009
Dicky Sara Saputra       A 101 14 011
Eodia Evelin                   A 101 14 014
Maida Masrifa                A 101 14 028
Maria Ulfah Oktavia       A 101 14 030





Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
2011/2012

A.   Pengertian
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.

Taksonomi :
Domain          : Eukaryota
Kingdom        : Chromalveolata
Superphylum  : Alveolata
Phylum          : Apicomplexa
Class              : Aconoidasida
Ordo              : Haemosporida
Family           : Plasmodiidae
Genus            : Plasmodium

B.   Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin.
·         Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
·         Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata
·         Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
·         Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
·         Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit.
·         Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru.
·         Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
C.   Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Secara Aseksual :
1.Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah
2.trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
3.Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas.

Secara Seksual :
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1.      Transfer ke nyamuk
2.      Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet
3.      Pembuahan
4.      Ookinite
5.      Oocyst
6.      Sporogony

D.   Siklus Hidup
1.      Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2.      Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.       Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.      Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.      Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6.      Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7.      Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
8.      Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9.      Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
10.  Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium pada manusia : aseksual (Fase gametofit dan vegetatif)
Plasmodium pada nyamuk : seksual (Fase sporofit dan generatif )

E.   Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.

F.    Patologi dan Gejala Klinis
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal. Pada permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivax kecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama , stadium gametosit tampak dalam darah.

G.  Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi diantara spesies yang lain.

H.  Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus. 
Tes serologi untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked Immuno Sobent Assay ).

I.       Pencegahan perkembangan Plasmodium sp :
1.      Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. tidak rusak, karena bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk pemakan manusia (anthropofilik)
2.      Pemakaian bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3.      Meningkatkan level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang
4.      Pada daerah pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. menggigit hewan tersebut.(Plasmodium sp. tidak berbahaya bagi hewan).
5.      Penyemperotan secara berkala.














Daftar pustaka :
1.      Prof.dr.Srisasi Gandahusada.1998.Parasitologi  Kedokteran Edisi Ketiga.Balai Penerbit FKUI:Jakarta     
2.      Brown, Gerald W.1989.Dasar Parasitologi Klinis.Gramedia:Jakarta








          




Plasmodium vivax

LOGO AAK
 











Nama Kelompok :


Dema Claravita              A 101 14 009
Dicky Sara Saputra       A 101 14 011
Eodia Evelin                   A 101 14 014
Maida Masrifa                A 101 14 028
Maria Ulfah Oktavia       A 101 14 030





Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
2011/2012

A.   Pengertian
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.

Taksonomi :
Domain          : Eukaryota
Kingdom        : Chromalveolata
Superphylum  : Alveolata
Phylum          : Apicomplexa
Class              : Aconoidasida
Ordo              : Haemosporida
Family           : Plasmodiidae
Genus            : Plasmodium

B.   Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin.
·         Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
·         Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata
·         Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
·         Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
·         Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit.
·         Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru.
·         Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
C.   Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Secara Aseksual :
1.Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah
2.trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
3.Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas.

Secara Seksual :
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1.      Transfer ke nyamuk
2.      Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet
3.      Pembuahan
4.      Ookinite
5.      Oocyst
6.      Sporogony

D.   Siklus Hidup
1.      Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2.      Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.       Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.      Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.      Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6.      Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7.      Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
8.      Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9.      Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
10.  Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium pada manusia : aseksual (Fase gametofit dan vegetatif)
Plasmodium pada nyamuk : seksual (Fase sporofit dan generatif )

E.   Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.

F.    Patologi dan Gejala Klinis
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal. Pada permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivax kecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama , stadium gametosit tampak dalam darah.

G.  Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi diantara spesies yang lain.

H.  Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus. 
Tes serologi untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked Immuno Sobent Assay ).

I.       Pencegahan perkembangan Plasmodium sp :
1.      Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. tidak rusak, karena bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk pemakan manusia (anthropofilik)
2.      Pemakaian bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3.      Meningkatkan level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang
4.      Pada daerah pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. menggigit hewan tersebut.(Plasmodium sp. tidak berbahaya bagi hewan).
5.      Penyemperotan secara berkala.














Daftar pustaka :
1.      Prof.dr.Srisasi Gandahusada.1998.Parasitologi  Kedokteran Edisi Ketiga.Balai Penerbit FKUI:Jakarta     
2.      Brown, Gerald W.1989.Dasar Parasitologi Klinis.Gramedia:Jakarta








          




Tidak ada komentar:

Posting Komentar